Hasil Fermentasi Kakao Di Provinsi Lampung, Menjadi Nilai Tambah Bagi Pelaku Usaha
Kamis, 04 Juli 2024
Tulis Komentar
Seni Pertanian - Harga kakao di Lampung, mengalami kenaikan signifikan dan menembus Rp150 ribu per kilogram untuk kakao fermentasi. Kenaikan ini merupakan kabar gembira bagi para petani. Namun di sisi lain, para petani juga diimbau untuk tetap menjaga kualitas kakao fermentasi agar tetap kompetitif di pasar global.
Kenaikan harga kakao ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah ketidakseimbangan permintaan dan penawaran secara global, penurunan produksi di negara-negara penghasil utama seperti Ghana dan Pantai Gading, serta kelangkaan pupuk dan serangan virus. Di Indonesia, faktor lain yang turut mendongkrak harga adalah nilai tukar dollar yang menguat terhadap rupiah.
Meskipun harga tinggi, para petani kakao fermentasi di Jembrana diimbau untuk tidak terlena dan tetap menjaga kualitas produk mereka. Andre Agasi praktisi kakao Provinsi Lampung, melakukan pembinaan kepada beberapa petani terhadap proses fermentasi kakao dan terus meningkatkan kolaborasi untuk mempertahankan pasar kakao fermentasi premium.
"Jangan sampai harga tinggi ini membuat fermentasi ditinggalkan. Tetap diperjuangkan dan mempertahankan komitmen pasar untuk biji kakao fermentasi (premium)," ujar Andre Agasi
Dengan menjaga kualitas kakao fermentasi, petani Jembrana dapat terus mendapatkan keuntungan dari harga tinggi ini sekaligus mempertahankan reputasi mereka sebagai penghasil kakao premium di dunia.
Prospek tanaman kakao sangat menguntungkan bagi petani kedepannya melihat data ekspor, melihat banyaknya Negara yang membutuhkan biji kakao fermentasi.
Penulis: Agy Umbara
Kunjungi Artikel Seni Pertanian Makin Tahu Indonesia
Belum ada Komentar untuk "Hasil Fermentasi Kakao Di Provinsi Lampung, Menjadi Nilai Tambah Bagi Pelaku Usaha"
Posting Komentar