3 Program Membangun Desa Di Indonesia Menjadi Lebih Maju

Senipertanian - Desa memang memiliki tantangan tersendiri dalam mengembangkannya menjadi lebih produktif. Hal itu lebih banyak disebabkan karena kecenderungan daerah di desa masih minim infrastruktur yang memadai. Mulai dari akses jalan, penerangan, jaringan teknologi dan informasi, dan sumber daya manusia (SDM) yang kebanyakan masih belum melek akan perkembangan zaman, terkait inovasi teknologi dengan berbagai platform yang kini mewabah bagai jamur di musim hujan.

Padahal, desa menyimpan banyak potensi agar lebih berdaya dan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga hidup lebih baik dan sejahtera. Potensi itu salah satunya menjadikan desa produktif dengan akselerasi pengembangan desa wisata.

Mewujudkan Desa Produktif dengan Pengembangan Wisata

Pengembangan desa wisata semakin menarik karena Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa memberikan mandat bagi perangkat desa untuk mendukung warganya turut berpartisipasi membangun desa. Belum lagi terkait dana desa yang kini menjadi stimulus kepala desa dalam menentukan kebutuhan dan kepentingan mana yang lebih tepat bagi masyarakatnya.

Lebih dari Rp 1 miliar anggaran dikucurkan oleh pemerintah untuk kepentingan desa. Dahulu, ini sangat tidak mungkin terjadi, karena dana perencanaan pembangunan otoritasnya berada pada pemerintahan provinsi.

Geliat desa wisata semakin terlihat menggairahkan karena sudah ada beberapa desa yang mampu mewujudkan desanya menjadi lebih produktif bahkan ada beberapa desa meraih penghargaan nasional.

Sebut saja Desa Pujon Kidul (Jawa Timur), mendapatkan penghargaan pada tahun 2017 sebagai desa wisata agro terbaik nasional. Tidak main-main, jumlah pengunjungnya mencapai 3000-5000 jiwa. Peningkatan Pendapatan Asli Desa (Pades) pun meningkat dari puluhan juta menjadi Rp 1,3 miliar pada tahun 2018.

Desa Pujon Kidul di Malang, Jawa Timur
Desa Pujon Kidul di Malang, Jawa Timur | Foto: goodnewsfromindonesia.id

Pada tahun 2018, desa ekowisata diraih salah satunya Desa Tangkahan (Sumatera Utara) menjadi desa yang menyisihkan ratusan desa lainnya. Bercermin dari beberapa raihan prestasi desa yang mampu membuat warganya terlibat positif dalam membangun desa wisata, hal tersebut cukup membuktikan, desa bukan tidak mungkin menjadi salah satu solusi menekan urbanisasi sekaligus menjaga lingkungan. Terbukti peluang dan kesempatan terbuka lebar bagi warga sekaligus menanggulangi permasalahan kemiskinan karena membantu meningkatkan produktivitas serta alternatif kegiatan wirausaha.

Langkah-Langkah Cepat Membangun Desa

Tentu saja desa yang berdaya seperti di atas dapat diadaptasi oleh desa lain. Desa harus memiliki road map perencanaan yang terukur agar tidak melenceng dari harapan. 

Langkah pertama tentu saja dengan memetakan potensi desa yang belum terjamah atau belum dikelola dengan baik. Perangkat desa dapat dengan mudah menganalisa kebutuhan tersebut karena berada di daerahnya sendiri.

Kedua, tentu saja mengedukasi warga agar paham bagaimana mengelola wisata desa menjadi lebih menarik pengunjung. Tentu pemerintah perlu memberikan petunjuk teknis terkait ekosistem wisata. Misal, terkait branding, marketing. Selain itu, juga tidak lupa mengingatkan warga agar menjadi tuan rumah yang ramah.

Perangkat daerah juga harus lihai melibatkan generasi muda lokal agar mampu menggaet para pengunjung yang seusia dan mempromosikannya di berbagai platform media sosial. Apalagi, pengunjung generasi milenial (usia 15-34 tahun) tahun ini mencapai 82 juta jiwa (riset Markplus).

Karakteristik milenial juga terlihat lebih melek akan ragam media sosial dan sangat antusias menampilkan foto pribadinya ketika mengunjungi destinasi wisata tersebut serta tidak malu-malu untuk bercuap-cuap mempromosikannya.

Belum lagi, blogger wisata yang kerap menuliskan pengalaman sendiri, jika lokasi wisata tersebut unik dan belum ramai diketahui sesama komunitasnya. Ini akan sangat menimbulkan penasaran bagi yang lain untuk datang melancong, selain tentu saja menimbulkan efek word of mouth.

Ketiga, melibatkan media mainstream agar informasi desa wisata memberikan gambaran kepada masyarakat sekitar sehingga semakin menimbulkan rasa kepedulian dan kebanggaan akan daerah. Ujung-ujungnya, kunjungan wisata membludak, pergerakan ekonomi juga akan melonjak, khususnya usaha kecil menengah kreatif (kriya, fashion, kuliner, dan lain lain).

Efek domino seperti inilah yang kita harapkan dapat terwujud agar denyut ekonomi desa bertumbuh pesat. Stigma persepsi masyarakat yang menganggap desa “kampungan” dan sulit mencari usaha dan pekerjaan dapat perlahan-lahan mulai berubah. Mengapa? Karena ternyata dengan gotong royong membangun desa wisata, dapat menjadikan setiap warga semakin sejahtera dan mengaktualisasikan potensi kreatifnya tanpa harus berpindah ke kota, hanya agar ingin dianggap lebih keren dan maju.

Belum ada Komentar untuk "3 Program Membangun Desa Di Indonesia Menjadi Lebih Maju"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel