Penerapan Prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Ramah Lingkungan

Senipertanian -  Penggunaan pestisida sintetik untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman nampaknya perlu untuk ditelaah lagi mengingat sifat hama yang merupakan organisme pengganggu tanaman tersebut dapat beradaptasi terhadap penggunaan sintetik sehingga menjadi lebih resisten.

Beberapa petani menambahkan dosis pemberian sehingga lebih berefek namun penggunaan yang tidak terkontrol bisa berdampak pada residu pestisida saat dikonsumsi manusia.

pengendalian hama terpadu

Sumber: balitsa.litbang.pertanian.go.id

Konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT) digagas sebagai konsep terbarukan untuk mengendalikan masalah hama dan penyakit tanaman dengan menekankan pada berbagai multidisiplin yang lebih mengedepankan kelestarian lingkungan dan kesehatan manusia.

Berikut ini adalah penerapan prinsip pengendalian dasar yang akan menjelaskan pengendalian hama terpadu (PHT) pada lahan pertanian.

Budidaya Tanaman Sehat

Menggunakan tanaman dengan genetika yang tahan terhadap penyakit merupakan langkah terbaik untuk membasmi organisme pengganggu tanpa pestisida sintetik. Pengendalian dengan cara ini sebenarnya telah lama dilakukan oleh petani namun bibit yang digunakan kadang memiliki kelemahan dari segi produktivitas serta batang yang cepat patah.

Harga bibit cenderung mahal dan sulit diperoleh menjadi faktor lainnya. Peran balai penelitian tanaman sangat diharapkan untuk menemukan varietas baru yang tahan terhadap hama namun dengan produksi yang melimpah.

tanaman jagung

Sumber: www.pioneer.com

Selain itu, waktu dan cara penyemaian, serta pemeliharaan tanaman menjadi bagian penting yang tidak boleh dilewatkan untuk menghindari dari gangguan organisme pengganggu tanaman.

Musuh Alami

Tanpa kita sadari bahwa penggunaan pestisida sintetik telah mengurangi populasi predator yang selama ini menjadi musuh alami untuk organisme pengganggu tanaman. Konsep ini lebih menekankan terhadap keberadaan agro-ekosistem dalam menanggulangi masalah populasi hama dan populasi musuh alami (predator).

Berikut ini adalah contoh keberadaan musuh alami dalam menanggulangi organisme pengganggu:

  • Predator: biasanya disematkan untuk binatang ukuran lebih besar untuk memangsa binatang kecil lainnya. Seperti: ular sebagai predator tikus dan kumbang Coccinelid sebagai pemangsa kutu daun.
  • Parasitoid: biasanya disematkan untuk organisme yang parasit pada organisme pengganggu. Seperti: Trichoderma sp, yang menjadikan telur penggerek batang padi sebagai hospesnya.
  • Patogen hama: biasanya disematkan untuk organisme yang meyebabkan penyakit pada organisme hama pengganggu tanaman. Seperti: Nematoda, Protozoa, Rikettsia, Bakteri maupun Virus.

sumut predator

Sumber: 8villages.com

Pengamatan dan Pemantauan

Pengamatan dan pemantauan merupakan langkah yang sangat penting dalam melakukan observasi terhadap organisme pengganggu tanaman (OPT) oleh setiap petani. Kegiatan ini perlu dilakukan secara rutin dan berkala dengan turut serta menyertakan pencatatan yang jelas mengenai populasi hama, kondisi tanaman dan populasi musuh alami.

Berbekal data tersebut maka dapat dirumuskan sebuah kebijakan untuk dasar tindakan dalam melakukan eksekusi penanganan hama terpadu.

Petani Ahli HPT (Ahli Pengendalian Terpadu)

Pengendalian melalui petani yang ahli HPT tentunya berhubungan dengan sumber daya petani dan lokasi petani tersebut sedang bercocok tanam. Beberapa wilayah akan berbeda tiap organisme pengganggu tanaman yang muncul sehingga sangatlah penting untuk mengetahui kondisi lingkungan sekitar.

Peranan Penyuluh Pertanian sangatlah diharapkan dengan tujuan untuk mendukung petani dalam meningkatkan keterampilan dalam mengelola HPT.

Belum ada Komentar untuk "Penerapan Prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Ramah Lingkungan"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel