Penerapan Teknik Konservasi Pada Lahan Miring di Kabupaten Brebes


Seni Pertanian - Praktek pertanian di lahan budidaya tanaman hortikultur desa pandansari kecamatan paguyangan menerapkan aspek mekanis. Para petani menggunakan alat seperti traktor kecil dan alat penanam yang efisien digunakan untuk mengurangi pengolahan tanah yang berlebihan, menjaga struktur tanah. Praktik seperti no-till farming atau reduced tillage diterapkan untuk menghindari kerusakan lapisan tanah dan mempertahankan kelembaban. Petani menerapkan rotasi tanaman untuk meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi hama dan penyakit, seperti menanam kubis setelah menanamn kentang. Pupuk kandang dan kompos digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah secara alami tanpa merusak ekosistem.

Teknik budidaya tanaman kubis yang dilakukan petani desa pandansari diantaranya sebagai berikut:

1. Pengolahan Tanah

Lahan dibersihkan dari gulma dan sisa-sisa tanaman sebelumnya. Setelah itu anah dicangkul atau dibajak untuk memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Pengolahan dilakukan hingga kedalaman sekitar 20-30 cm. terkadang petani mengunakan kapur untuk memetralkan pH tanah.

2. Pola Tanam

Petani menerapkan rotasi tanaman untuk mencegah penurunan kesuburan tanah dan mengurangi serangan hama. Petani menggunakan jarak tanam kubis sekitar 30-40 cm antar tanaman untuk memastikan pertumbuhan optimal dan sirkulasi udara yang baik.

3. Pemeliharaan 

Pemeliharaan yang dilakukan petani Penyiraman dilakukan secara berkala, terutama pada musim kemarau, untuk menjaga kelembaban tanah. Gulma dibersihkan secara manual atau menggunakan mulsa untuk mengurangi persaingan dengan kubis. Petani rutin memeriksa kondisi tanaman untuk mendeteksi gejala hama atau penyakit

4. Pemupukan

Sebelum penanaman, pupuk dasar seperti pupuk kendang dengan dosis 10 ton/Ha dan NPK diaplikasikan untuk meningkatkan kesuburan tanah. Pemupukan susulan dilakukan ketika tanaman berusia sekitar 3-4 minggu dengan pupuk nitrogen untuk mendukung pertumbuhan daun.

5. Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman)

Petani melakukan pengamatan rutin untuk mendeteksi serangan hama seperti ulat dan kutu. Jika serangan hama terdeteksi, pestisida alami seperti ekstrak daun neem digunakan untuk mengurangi dampak lingkungan. Hama yang terlihat langsung diambil atau dibersihkan dari tanaman.

6. Pasca Panen

Kubis dipanen ketika sudah mencapai ukuran dan warna yang diinginkan, biasanya pada usia 60-70 hari setelah tanam. Setelah dipanen, kubis dibersihkan dari daun-daun yang tidak sehat. Kubis disimpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari sinar matahari langsung untuk menjaga kesegaran sebelum dijual.

Itulah penjelasan tentang penerapan teknik konservasi. Terima kasih sudah membaca dan semoga bermanfaat.

Kunjungi Artikel Seni Pertanian Makin Tahu Indonesia

Penulis: Deviana Pratiwi

Belum ada Komentar untuk "Penerapan Teknik Konservasi Pada Lahan Miring di Kabupaten Brebes"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel