Cara Mananam dan Budidaya Jamur Kuping
Senipertanian - Budidaya jamur kuping menjadi salah satu usaha yang prospeknya cerah untuk sekarang dan masa depan. Hal itu tidak bisa dilepaskan dari pangsa pasarnya yang tinggi. Terutama di wilayah Asia dimana beberapa negara cukup tinggi permintaan akan jamur kupingnya, seperti Hongkong dan Tiongkok. Khususnya jamur kuping kering yang lebih tahan lama dan masih bisa dikonsumsi.
Dengan kondisi seperti itu, peluang untuk membudidayakannya agar bisa mendapatkan keuntungan ekonomi yang tinggi masih terbuka lebar. Anda sekalian dipersilakan untuk menggelutinya dengan cara-cara yang direkomendasikan.
Sebenarnya, budidaya jamur kuping gampang-gampung sulit untuk dilakukan. Lebih banyak mudahnya daripada sulitnya asalkan Anda memperhatikan beragam tips cara membudidayakannya. Terutama dalam mempersiapkan media tanamnya yang tidak boleh sembarangan. Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dalam proses menyiapkan media tanam jamur kuping adalah sebagai berikut.
Pemilihan serbuk kayu
Bahan utama media tanam budidaya jamur kuping adalah serbuk kayu. Maka dari itu, harus dipilih serbuk kayu yang bagus dan direkomendasikan karena sangat mempengaruhi perkembangan tanaman jamur kuping nantinya.
Sebenarnya, hampir semua serbuk kayu bisa digunakan sebagai media tanam jamur kuping. Akan tetapi, ada beberapa serbuk kayu dari pohon tertentu yang kurang baik dan seharusnya dihindari. Pinus, kayu jati, dan serbuk kayu lainnya banyak mengandung pengawet alami. Zat tersebut bisa menghambat pertumbuhan jamur kuping.
Sementara itu, serbuk kayu yang sangat direkomendasikan adalah dari kayu sengon. Kayu sengon tidak mengandung banyak getah, sedikit bahan pengawet alami, mudah menyerap air sehingga juga mudah lapuk. Pohonnya masih banyak ditanam sehingga mudah mendapatkan serbuk kayunya.
Pengayakan

Setelah serbuk kayu didapatkan, langkah berikutnya adalah mengayaknya. Tujuannya adalah menyaring serbuk kayu tersebut agar ukurannya sama, serta tidak ada kotoran atau benda-benda padat lainnya. Untuk mengayak serbuk kayu, sediakan terlebih dulu ayakan dengan ukuran lubang sekitar 0,5 cm x 0,5 cm. Anda bisa membuat sendiri ayakannya dengan membeli kawat berongga dengan ukuran tersebut di toko bahan material.
Pencampuran
Apa itu proses pencampuran? Perlu Anda ketahui bahwa kayu yang nantinya dijadikan sebagai media tanam budidaya jamur kuping tidak berdiri sendiri. Setelah serbuk kayunya diayak, selanjutnya akan dicampur dengan beberapa bahan.
Bahan yang dicampurkan tersebut bertujuan untuk menambah nutrisi bagi tanaman jamur kuping agar pertumbuhannya maksimal. Beberapa bahan yang dimaksud seperti bekatul, dolomit, gibs, urea, TSP, dan air. Tentu saja tidak boleh sembarangan mencampur semua bahannya karena disesuaikan dengan kebutuhan saat menanam jamur kuping.
Fermentasi (pengomposan)
Setelah serbuk kayu dan semua bahan dicampur secara merata dan sesuai kebutuhan, proses selanjutnya adalah pengomposan. Dalam arti, semua bahan tersebut difermentasi dengan diberikan tambahan bakteri dekomposer sebagai pengurainya. Dengan begitu, bahan-bahan yang sudah dicampur akan terurai dan mudah diserap oleh tanaman.
Tujuan lain dari proses fermentasi ini yaitu mengurangi senyawa atau organisme yang bisa menyebabkan kontaminasi. Dalam melakukan pengomposannya, semua bahan ditumpuk dalam sebuah wadah besar sekitar ketinggian 1 meter. Lalu, bagian atasnya ditutup rapat dengan plastik atau terpal. Diamkan selama 3 – 7 hari hingga warnanya gelap dan berbau khas pupuk kompos.
Pewadahan

Setelah melewati masa pengomposan, media tanam siap untuk proses berikutnya, yaitu pewadahan. Dalam arti, serbuk kayu yang sudah dicampur dengan bahan-bahan lainnya dan difermentasi, dimasukkan ke dalam wadah kantong plastik atau biasa disebut baglog. Harus dipilih kantong plastik yang tahan panas, yaitu jenis polipropilena. Ketebalan plastiknya minimal 0,003 mm. Selain itu, ukuran kantong plastiknya 20 cm x 30 cm.
Selanjutnya, semua bahan dimasukkan atau diisi ke dalam baglog sebanyak ¾ bagian, lalu dipadatkan dengan cara manual atau memakai mesin. Bagian ujung plastiknya dilipat dan diikat karet gelang. Untuk membentuk leher botol, diberikan bundaran berbentuk cincin lalu ditutup dengan kapas.
Sterilisasi
Semua baglog yang sudah diisi dengan serbuk kayu dan semua bahan lainnya sudah siap ditanami bibit jamur kuping. Namun demikian, bukan tidak mungkin baglog-nya masih terkontaminasi bibit atau hama penyakit. Oleh karena itu, perlu dilakukan sterilisasi terlebih dulu pada semua baglog tersebut.
Sterilisasi dilakukan dengan cara dikukus. Anda pun bisa membuat alatnya sendiri dengan menyiapkan sebuah drum yang didesain seperti panci penanak nasi. Pada bagian bawahnya, diberi air secukupnya, lalu disekat dengan media seng atau logam sejenis yang dilubangi kecil-kecil. Lalu, satu demi satu baglog dimasukkan dan disusun rapi ke dalamnya dan ditutup rapat. Drum berisi baglog tersebut lalu dipanasi hingga temperatur mencapai 900 C selama kurang lebih 8 jam.

Pendinginan
Inilah proses terakhir sebelum bibit jamur kuping ditanam ke dalam baglog. Setelah disterilkan, baglog dalam kondisi panas tersebut perlu didinginkan secara alami.
Angkat baglog yang sudah disterilkan dan letakkan di tempat yang mempunyai sirkulasi udara yang mencukupi. Jika perlu, bisa dibantu dengan kipas angin karena jumlah baglognya cukup banyak. Jangan lupa, tempatnya juga harus steril dan bersih. Diamkan baglog selama 1 – 3 hari hingga benar-benar dingin. Selanjutnya, proses pembibitan jamur kuping bisa dilakukan.
Belum ada Komentar untuk "Cara Mananam dan Budidaya Jamur Kuping"
Posting Komentar